Memayu Hayuning Bawono




-Memayu, kapetik saking tembung "Hayu" ingkang artosipun Cantik, Ayu, Endah, Selamet, lsp.
-Hayuning, kapetik saking tembung "Hayu" dipun tambahi kelawan tembung "ning" nedahake makna ingkang anggadahi. Sinten ingkang anggadahi "Hayu" meniko? ingkang anggadahi inggih meniko:
-Bawono, artosipun Donyo (Dunia), yen Buwono, artosipun Bumi.
---> tembung "Anggadahi" puniko mboten ateges "ingkang ndamel", tapi ateges "panggenan". Karenten ingkang ndamel sedanten wonten ing jagad meniko, hakikatipun inggih meniko dzat kang pareng kahuripan.
Dados, Memayu Hayuning Bawono, maknonipun: "Nderek anggenipun nguri-uri ke-endahan, kesejahteraan, keamanan wonten ing dunyo"

Bawono piyambak wonten 3:
-Bawono Alit : Lingkungan Keluarga
-Bawono Ageng : Masyarakat, Bangsa, lsp.
-Bawono Langgeng : Alam Akhirat.

Sejatosipun "Memayu Hayuning Bawono" sami kalehan konsep "Rohmatan Lil 'Alamin" ingkang nyebaraken rahmat (kasih sayang).



_________________________________________________
                                        Terjemah                                          _


-Memayu, diambil dari kata "Hayu" yang berarti Cantik, Ayu, Indah, Selamat, dll.

-Hayuning, diambil dari kata "Hayu" ditambahi dengan kata "ning" menunjukkan makna "yang mempunyai". Siapa yang mempunyai "Hayu" tersebut? yang mempunyai yaitu:

-Bawono, artinya Donyo (Dunia), kalau Buwono, artinya Bumi.

---> kata "yang mempunyai" tersebut bukan berarti "yang membuat", tetapi berarti "tempat". Karena yang membuat semua yang ada di jagat raya ini, hakikatnya adalah Allah, dzat yang memberi kehidupan.

Jadi, Memayu Hayuning Bawono, maknanya adalah : "Ikut melestarikan ke-indahan, kesejahteraan, keamanan yang ada di dunia"


Bawono/Dunia sendiri ada 3:

-Bawono Alit : Lingkungan Keluarga

-Bawono Ageng : Masyarakat, Bangsa, dll.

-Bawono Langgeng : Alam Akhirat.


Sejatinya "Memayu Hayuning Bawono" sama dengan konsep "Rohmatan Lil 'Alamin" yang menyebarkan rahmat (kasih sayang).


sekilas tentang KH. HASYIM ASY'ARI (PENDIRI NU)

Beliau adalah putra dari Asy'ari lahir di Jombang tahun 1871. Lima tahun dalam asuhan neneknya di Pondok Gedang, kemudian dibawa ayahnya ke desa Kras sebelah selatan kota Jombang.


Selain mendapat didikan dari ayahnya, beliau juga pernah belajar agama di beberapa tempat. yaitu di Probolinggo, kemudian beliau pergi ke Makkah, salah satu dari kebiasaannya disana ialah setiap hari sabtu beliau uzlah ke Goa Hiro' (tempat Nabi Muhammad SAW bersholawat dan menerima wahyu),dibawanya kesana kitab suci Al-Qur'an dan kitab-kitab AlhusSunnah wal jama'ah untuk ditahsihan.


Setelah delapan tahun di Mekkah beliaupun ketempat kediamannya, Jombang. disingsingkannya lengan bajunya untuk mengembangkan ilmu pada penduduk negeri, nama beliau makin lama makin masyhur dalam perkumpulan NU beliau Saihuna Akbarnya, NU menjadi besar dan semarak atas usaha dan pengaruh beliau.


Setelah kembali dari tanah suci KH. Hasyim Asy'ari dan para ulama sangat sedih dan terkejut melihat gencarnya model dan produk baru dalam perkembangan Islam, seperti apa yang dikatakan "SNOUCK HORGRONJE" (Gubernur penjajah Belanda): "Untuk menghancurkan ulama dan umat Islam di Indonesia harus dilakukan dari dalam". Akibatnya banyak bermunculan dan merajalelanya Islam pesanan stock baru.


Oleh karena itu para ulama di Nusantara berhimpun untuk membendung dan melindungi umat agar tetap bersatu, akhirnya dengan izin Allah SWT terbentuklah Jami'ah "Nahdlatul Ulama". Ahlus Sunnah Wal jama'ah dengan Ro'is Akbarnya KH. Hasyim Asy'ari. Beliau wafat pada 25 Juli 1947, setelah berjuang menegakkan agama dan mendorong umat islam kemedan kemajuan.

Lahul Faatihah...

Reff: